Rabu, 09 Mei 2012

Mari Pergi dari Pikiran Yang Membelenggu


Pasti pada umumnya diantara kita pernah dihinggapi oleh pikiran-pikiran yang membelenggu.

Ada cerita tentang seekor semut bersayap yang sampai sekarang belum bisa terbang juga dan baru keluar dari rumah kotaknya sekian lama. Suatu hari dia terus menginjak dewasa dan dengan rasa gembira dia yakin pasti bisa  terbang. Ketika dia bertemu dengan seekor semut yang lebih muda darinya bahkan sangat muda dan dia mampu terbang, di aheran mengapa semut semuda itu sudah bisa terbang, sedangkan dia yang sudah tumbuh dewasa belum saja bisa terbang-terbang.  Semut bertanya pada semut itu kenapa dia bisa terbang sedangkan dirinya tidak. Semut itu bertanya "Kemana saja kau selama ini, semua semut yang tinggal bebas di alam sini semua bisa terbang diusia muda seperti aku." Semut dewasa baru sadar bahwa kotak itu yang membuatnya tidak bisa terbang seperti semut-semut lainnya.


Sering kita tanpa sadar sebagai manusia mengalami hal seperti semut Dewasa itu. Lingkungan, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, gagal interaksi, perkataan teman, tradisi, dan semua yang membuat kita terpenjara oleh sebuah pikiran ataupun kotak semu menggagalkan dan mementahkan potensi kita. Apalagi seringkali kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka judge/voniskan terhadap kita tanpa memikirkan terlebih dahulu dalam-dalam bahwa apakah hal itu benar adanya ataukah kita selemah itu? Parahnya lagi, kita sering kali lebih memilih mempercayai mereka yang beranggapan negative daripada mempercayai diri sendiri akibat kita kurang mengenal diri sendiri. Pernah aku membaca tentang seekor gajah yang sangat kuat tapi ketika gajah itu diikat tali walaupun tali itu terikat di pancang kecil Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada sesuatu yang mengikat kakinya, padahal sesuatu itu bisa jadi hanya setas tali kecil yang bisa ia lepas darinya. Karena itu sudah menjadi keharusan teruslah berusaha mencapai segala aspirasi, inovasi, thingking positve yang ingin kita capai. Sakit memang sakit, lelah memang lelah, tapi jika kita sudah berada dalam puncak, semua pengorbanan pasti akan terbayar.

=============
Meraih sesuatu bukanlah hal yang terbatas pada pekerjaan tangan. Bila kita mau meraih dengan seluruh yang kita miliki, tidak ada hal yang tidak tercapai.
=============
Karna hidup punya banyak rasa untuk harimu