Selasa, 16 Agustus 2011

BIOGRAFI Tokoh : AHMAD KHATIB AL-MINANGKABAWI

Guru para Ulama Besar Nusantara
Tidak banyak ulama asal Indonesia yang menjadi ulama besar di masjid Al-Haram, Mekah. Dari yang sedikit itu, Ahmad Khatib Al Minangkabawi adalah salah satunya. Berkat kepandaiannya dalam penguasaan ilmu – ilmu Islam, ia diangkat menjadi imam dan mengajar di Masjidil Haram, Mekah. Banyak muridnya yang sekembalinya ke tanah air menjadi pelopor pergerakan keagamaan di Indonesia.
Nama lengkapnya adalah Ahmad Khatib bin Abd Al-Latif bin Abd Al-Rahman bin Abdullah bin Abd Al-Aziz Al-Minangkabawi. Ayahnya bernama Abd Al-Latif dan ibunya Limbak Urai. Tahun kelahirannya tidak diketahui secara pasti. Ada dua versi mengenai kelahirannya. Menurut Hamka, Ahmad Khatib lahir pada tahun 1860 M. Sementara Deliar Noer berpendapat bahwa Ahmad Khatib lahir di Bukittinggi pada tahun 1855 M.
Pendidikan diperolehnya dari ulama di tanah kelahirannya dan HBS (Sekolah Rendah) dan sekolah Guru di kota kelahirannya. Setelah itu pada tahun 1887 (versi Delier Noer), ia berangkat ke Mekah untuk belajar sekaligus menunaikan rukun Islam kelima. Di Mekah ia ditampung oleh pedagang buku keturunan Kurdi, Syekh Saleh Al-Kurdi, seorang pengikut madzab Syafi’i.
Kemudian, Ahmad Khatib dinikahkan oleh Syekh Al-Kurdi dengan anak perempuannya, Khatijah pada 1296 H. Martin van Bruinessen (1995) mencatat, bahwa Ahmad Khatib pernah belajar pada Syekh Nanawi Al-Bantani, seorang ulama asal Indonesia yang telah dulu menetap dan mengajar di Mekah. Sumber lain mengatakan, bahwa ia belajar autodidak melalui buku-buku yang dijual mertuanya.
Ahmad khatib dikenal sangat ahli hukum Islam. Banyak buku yang ditulisnya yang mengomentari persoalan keagamaan di Minangkabau dan Jawa. Di Minangkabau, ia mengkritik tarekat Naqsabandiyah dan sistem pembagian waris yang materilinier. Pendapatnya tentang tarekat Naqsabandiyah ditulis dalam tiga buku pada tahun 1324 – 1326 H. Buku ini berjudul Izhharu aqli Kadzibin fi Tasyabbuhihim bi al-badi’in. Buku yang lain berjudul Al-Ayat al Bayyinah li al-Munshifin Izalah Khurafat Ba’dh al-Muta’ashshibin dan buku ketiganya Al-Salf al-Battar fi Mahq Kalimat Ba’dh Ahli al-Ibthihar. Buku-buku tersebut menunjukan bahwa Ahmad Khatib menganggap bahwa banyak bidah yang dilakukan dalam praktek tarekat Naqsabandiyah.
Pemikiran yang mengkritik tarekat Naqsabandiyah ini sejalan dengan pemikiran Muhammad Abduh, seorang reformis Islam dari Mesir. Abduh berpendapat bahwa tarekat Naqsabandiyah harus dilenyapkan dari dunia Islam. Meski begitu, pemikiran Abduh yang lain, seperti Islam tanpa menganut Mahzab (Hanafi, Malik, Syafi’I, dan Hambali ) ditentang oleh Ahmad Khatib. Hal ini menunjukan bahwa Ahmad Khatib merupakan seorang Ulama yang sangat memegang teguh prinsipnya.
Sebagai seorang guru, ia tidak memaksa murid-muridnya untuk menerima sepenuhnya pemahaman yang diajarkannya. Mereka dibebaskan untuk membaca karya-karya para pembaharu Islam seperti Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Ridha. Hal ini sebagai bentuk toleransi Ahmad Khatib terhadap murid-muridnya.
Ahmad Khatib juga dikenal dengan ahli hisab dan hitung. Bukunya di bidang ini adalah Al Jawahir al-Naqqiyah fi al’Amal al-Jaibiyah (Kairo, 1891) dan Raud al-Husab fi Ilmi al Hisab (Kairo, 1892). Kedua buku ini membahas tentang pedoman untuk menentukan tanggal dan kronologis, serta ilmi berhitung dan ukur sebagai alat bantu untuk merumuskan hukum Islam.
Dalam bidang perbandingan agama, Ahmad Khatib juga menulis buku Irsyad al-Hayara fi Izalah ba’dhi Syibhi al-Nashara. Buku ini merupakan uraian masalah polemik antara orang Islam dan Nasrani. Saai itu di Jawa, orang muslim banyak diajak orang Kristen untuk adu argumentasi mengenai agama Islam.
Ada kisah menarik tentang Ahmad Khatib dalam menghadapi orang yang sempat ragu dengan doktrin keislamannya dan menjadi atheis. Ceritanya, tahun 1906 Agus Salim berangkat ke Mekah untuk bekerja sebagai penerjemah Konsulat Belanda.
Ketika masih di Indonesia Agus Salim adalah seorang murid yang brilian dan menguasai enam bahasa asing ( Belanda, Inggris, Arab, Turki, Perancis, Jerman dan Jepang ). Namun pikirannya teracuni dengan buku-buku yang ditulis orang Eropa yang kebakan atheis.
Di Arab, Agus Salim bertemu dengan Ahmad Khatib, yang merupakan pamannya sendiri. Selama bekerja di Arab, Agus Salim sering berdiskusi dengan Ahmad Khatib. Mengetahui bahwa sang kemenakan telah menjadi seorang skeptic dengan ajaran Islam, Ahmad Khatib berusaha menyadarkannya.
Metode pengajaran yang dilakukan berbeda dengan orang yang memang belajar Islam. Karena Agus Salim sangat pandai, Ahmad Khatib mengajaknya mendiskusikan tentang Islam. Agus Salim tidak gampang terbujuk, ia membandingkan Islam dengan doktrin dan ideology lain. Namun karena Ahmad Khatib mampu menjawab semua pertanyaan Agus Salim akhirnya ia berhasil menobatkan sang kemenakan untuk kembali mengenal Islam.
Ahmad Khatib memilih tinggal di Mekah sampai wafat pada tahun 1916. Ahmad Khatib memang sosok yang bersahaja. Tidak pernah melupakan Indonesia meski sudah menetap di Arab. Hubungan dengan Indonesia dijalani melalui murid-muridnya atau orang yang naik haji. Banyak ulama Indonesia yang belajar ke Mekah dan menjadi murid Ahmad Khatib. Diantara mereka, Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah(, Hasyim Asy’ari(pendiri NU), Syekh Muhammad Jamil Jamnek, Haji Abdul Karim Amrullah (ayah HAMKA), Haji Abdullah Ahmad(Minangkabau) dan Syekh Sulaiman Al-Rasuli (Candung, Bukittinggi). Kritik-kritik yang tajam terhadap ajaran Islam yang salah, tidak membuatnya dijauhi umat Islam, tapi malah semakin dicintai oleh umat Islam.

AHMAD KHATIB AL-MINANGKABAWI
Guru para Ulama Besar Nusantara
Nama Lengkap : Ahmad Khatib bin Abd Al-Latif bin Abd Al-Rahman bin
Abdullah bin Abd Al-Aziz Al-Minangkabawi
Lahir : Bukittinggi, 1880 M ( Versi Hamka ), 1855 (Versi Deliar Noer)
Ayah : Abd Al-Latif
Ibu : Limbak Urai
Paman : Sultan Muhammad Salim ( ayah dari Agus Salim )
Wafat : Mekah, 1916 M
Karier : Imam dan pengajar di Masjidil Haram Mekah
Pendidikan : HBS (Sekolah Rendah), Sekolah Guru di Bukittinggi, Belajar pada
Syekh Nanawi Al Bantani di Mekah (1887)
Karya Tulis : Risalah Naqsabandi, al-Da’I al-Masmu’ fi al-Radd ala Man Yurits
Al-Ikhwan (1892), Al jawahir al-Naqqiyah fi al’Amal al-Jaibiyah
(Kairo, 1891), Raud al-Husab fi Ilmi al Hisab (Kairo, 1892),
Irrsyad al-Hayara fi Izalah ba’dhi Syibhi al-Nashara.

ALEX RIDER STORMBREAKER's Film

Alex Rider Stormbreaker was the action film. This was a spy movie. In this film, we can found scrap technology with strategy. Named of Alex Rider Stormbreaker take from Alex Rider, a man 14 years old and Stormbreaker, from technology Stormbreaker computer.
Alex Rider Stormbreaker have an uncle, his name Ian Rider. His uncle, Ian Rider dies mysteriously in a car crash, because it Alex Rider feel like to identify why his uncle dies. Unbeknown to Alex, his uncle was a spy. It is start of Alex Rider to be spy like his uncle.
After his uncle’s burial. Alex talked with a man. The man emerge that is a head of M16, the agen of FBI. His name Alan Blund. After that, Alex Rider recruited by M16 to investigate Egyption Milioner, Darrius Sayle with his Stormbreaker computer. M16 wish Alex Rider can dismantle the spite and continued Ian Rider’s mission to known Darrius Sayle secret. Before Alex Rider to be spy, Alex must undergone training with militer. After that, Alex Rider to be spy.
First mission, Alex undercover as a competision winner, to investigate Darrius Sayle. There, Alex meet the man and Missi Pyle, and Missi Pyle shown the Stormbreaker computer in action to Alex. In the night, Alex Rider sneaks out of his bedroom window to observe delivery mysterious container ro Sayle’s lair. Eventually, Darrius Sayle know, if Alex Rider as spy of M16. Alex getaway from Darrius Sayle’s house.
The next day, Alex find himself in trouble. After trying to escape from the facility he is captured and during a capture. Because Alex had capture, Alex known true reason behind Stormbreaker, each system contains deadly virus which will kill all of Britian’s school children.
After Alex beat Missi Pyle. Alex fly with helicopter together Mr. Gain and dislodge himself, where Darrius Sayle and Prime Minister stand to endorse Stormbreaker computer in the world. Alex use a rifle to shoot the podium, which destroy the button. The Darrius plan to kill all children was failed. Darrius Sayle died after scrape with Alex in top of building. Darrius Sayle fell from top of building.
The film end Alex back to his school. Before the movie end, standing of M16 member agen in top building, holding a camera which focusted on Alex Rider.

WHAT IS A VETERINARIAN ?

A Veterinarian is a person who has studied to be a doctor of animals. He takes care of animal's health. Many pet owners need a veterinarian to help them take care of their pet.
Some veterinarian take care of cats and other small animals. Other veterinarians take care of larger animals such as horses, cows, or other large zoo animals.
If you have a pet at your house, you pet has probably seen a veterinarian. Veterinarian can help you decide what kind of foods your pet should eat. What sort of medicine it will need and how you should take care of it.It is important to take your pet to see a veterinarian to make it stays healthy.

Sinopsis SI KELINGKING ( Cerita Rakyat dari Jambi ) + Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik

SI KELINGKING
( Cerita Rakyat dari Jambi )
Alkisah, disebuah dusun di Negeri Jambi, ada sepasang suami – istri yang miskin. Mereka sudah puluhan tahun berumah tangga, tetapi belum dikaruniai anak. Segala usaha telah mereka lakukan untuk mewujudkan keinginan mereka, namun belum juga membuahkan hasil. Disaat mereka dilanda keputusasaan, mereka berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Mereka memohon agar dikaruniai seorang anak, walaupun hanya sebesar kelingking, mereka mau menerimanya.
Beberapa bulan kemudian, sang istri mengandung. Mulanya, sang suami tidak percaya, karena dia melihat tidak ada tanda-tanda kehamilan pada istrinya. Namun, sebagai seorang wanita, dia yakin dirinya sedang hamil. Dia merasa ada yang bergerak-gerak didalam perutnya. Dia juga mengingatkan suaminya dengan doa yang telah mereka ucapkan. Suaminya ingat dengan doanya, dia baru percaya bahwa istrinya benar – benar hamil. Karena bayi di dalam rahimnya hanya sebesar kelingking, jadi perut istrinya tidak kelihatan membesar.
Setelah sembilan bulan mengandung. Pada suatu malam, sang istri benar – benar melahirkan seorang bayi laki-laki sebesar kelingking. Betapa bahagianya mereka, karena dapat memperoleh seorang anak yang telah mereka idam – idamkan. Mereka pun memberinya nama Kelingking. Mereka mengasuhnya dengan penuh kasih sayang hingga menjadi dewasa. Hanya saja, tubuhnya masih sebesar kelingking.
Pada suatu hari, Negeri Jambi didatangi Nenek Gergasi. Ia adalah hantu pemakan manusia dan apa saja yang hidup. Kedatangannya membuat penduduk takut. Penduduk diperintah Rajanya untuk mengungsi ketempat yang lebih aman. Begitu juga dengan keluarga kelingking. Tetapi, kelingking menolak untuk pergi, dia meminta ayahnya untuk membuatkan sebuah lubang kecil untuk menakut – nakuti Nenek gergaji dan ia ingin mengusir Nenek Gergaji yang selama ini membuat ketakutan penduduk. Karena tubuhnya yang kecil, dia dapat dengan mudah sembunyi dan sulit ditemukan. Sebenarnya ayahnya ragu dengan Kelingking, karena tubuhnya yang kecil itu, tetapi sang ayah pun memenuhi permintaan Kelingking. Ia membuat sebuah lubang di dekat tiang rumah paling depan.
Ketika hari menjelang sore, Nenek gergaji pun datang hendak memakan manusia. Alangkah marahnya ketika ia melihat kampung itu sangat sepi.
“Hai manusia, kambing, kerbau, dan ayam, dimana kalian? Aku datang ingin menelan kalian semua. Aku sudah lapar!” seru Nenek Gergasi dengan geram.
Kelingking yang mendengar teriakan itu pun menyahut dari dalam lubang.
“Aku disini Nenek Tua.” sahut Kelingking
Nenek Gergasi sangat heran mendengar suara manusia, tapi tidak kelihatan manusianya. Ia pun berusaha berteriak memanggil manusia itu. Betapa terkejutnya ia ketika teriakannya dijawab oleh sebuah suara yang lebih keras lagi. Hantu itu pun mulai ketakutan. Ia mengira ada manusia yang sangat sakti di kampung itu. Beberapa saat kemudian, si Kelingking menggertaknya dari dalam lubang persembunyiannya.
“Kemarilah Nenek Gergasi. Aku juga lapar. Dagingmu pasti enak dan lezat!”
Mendengar suara gertakan itu, Nenek Gergasi yang merasa ketakutan langsung lari tungganglanggang dan terjerumus ke dalam jurang dan mati seketika.
Kemudian kelingking mengabarinya kepada oranrtuanya dan penduduk sekitar. Berita tentang keberhasilam Kelingking mengusir Nenek Gergasi itu sampai ke telingan Raja. Kelingking pun dipanggil untuk segera menghadap sang Raja. Kelingking ditemani ayah dan emaknya.
Sesampai di Istana, Raja langsung bertanya apakah benar Kelingking yang telah mengusir mengusir Nenek Gergasi. Kelingking menjawabnya sambil memberi hormat “ Benar Tuanku, untuk apa hamba berbohong?”
Sang Raja percaya, tetapi dengan subuah ancaman. Jika hantu itu datang lagi, maka si Kelingking akan dijadikan makanan tikus pelihataan putrinya.
Kelingking meminta sesuatu pada sang Raja “ Jika hamba terbukti berbohong, hamba siap menerima hukuman itu. Tapi, kalau hamba terbukti tidak berbohong, Tuanku berkenan mengangkat hamba menjadi Panglima di Istana ini.”
Walaupun permintaan Kelingking itu sangatlah berat, sang Raja menyanggupinya dengan mempertimbangkan bahwa mengusir Nenek Gergasi tidaklah mudah.
Seminggu setelah berlalu, Nenek Gergasi tidak pernah muncul lagi. Ketika pulang dari ladang, Kelingking dan ayahnya menemukan mayat Nenek Gergasi di Jurang. Keesokan harinya, Kelingking bersama kedua orangtuanya menghadap Raja untuk membuktikan bahwa ia benar-benar tidak berbohong. Kelingking pun diangkat menjadi seorang panglima.
Pada suatu hari, Kelingking merasa memerlukan sebuah pendamping hidup. Dia pun mengatakan keinginannya kepada orangtuanya. Kelingking meminta orangtuannya untuk melamar putri Raja yang cantik jelita. Ayahnya mengindir Kelingking, bahwa tidak mungkin Baginda Raja mau menerima lamaran anaknya. Tetapi, Kelingking tidak mau menyerah. Dia tetap meminta ayahnya untuk melamarkannya.
Mulanya kedua orangtuanya enggang memenuhi permintaan Kelingking. tapi, setelah didesak, akhirnya mereka pun terpaksa menghadap dan siap menerima caci maki dari Raja. Ternyata benar, ketika menghadap, mereka mendapat cacian dan bentakan dari Raja.
Mendengar bentakan itu, kedua orangtua Kelingking tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka pun pulang tanpa membawa hasil. Mendengar berita itu, Kelingking tidak berputus asa. Ia meminta agar orangtuanya kembali menghadap Raja, namun hasilnya pun tetap nihil. Akhirnya, Kelingking memutuskan pergi menghadap bersama ibunya. Sang putri pun hadir dalam pertemuan itu
Tidak disangka oleh Baginda raja, putrinya mau menikah dengan Kelingking.
“Nanti engkau menyesal, Putriku. Masih banyak pemuda sempurna dan gagah di negeri ini. Apa yang kamu harapkan dari pemuda sekicil kelingking ini?” ujar sang Raja.
Setelah mendengar pernyataan putrinya, sang Raja tidak dapat berkutik. Sang raja pun menerima lamaran si Kelingking.
Seminggu kemudian, Pesta pernikahan Kelingking dengan sang Putri dilangsungkan selama tujuh hari tujuh malam. Usai pesta pernikahan putrinya, sang Raja memberikan sebagian wilayah kekuasaannya, pasukan pengawal, dan tenaga kerja kepada si Kelingking untuk membangun Kerajaan sendiri. Setelah istananya jadi, Kelingking bersama istrinya memimpin kerajaan kecil itu. Meski hidup dalam kemewahan, istri Kelingking tetap menderita batin , karena si Kelingking tidak pernah mengurus kerajaan dan sering pergi secara diam – diam tanpa memberitahukan istrinya. Namun, anehnya, setiap Kelingking pergi, tidak lama kemudian seorang pemuda gagah menunggang kuda putih datang ke kediaman istrinya.
“ Ke mana suamimu si Kelingking?” Tanya pemuda gagah itu
“ Suamiku sedang bepergian. Kamu siapa hai orang muda?” Tanya sang putri.
“Maaf, bolehkan saya masuk ke dalam?” pinta pemuda itu
“Jangan, orang muda! Tidak baik menurut adat.” cegat sang Putri
Pemuda itu pun tidak mau memaksa. Dia pun berpamitan dan pergi entah kemana. Keesokan harinya Pemuda itu datang kembali, dan menanyakan hal yang sama. Tetapi, sang putri menjawabnya dengan kata – kaa yang sama. Melihat glagat aneh pemuda itu, sang putri pun merasa curiga. Pada malam berikutnya, ia berpura-pura tidur. Si Kelingking yang mengira istrinya sudah tidur pulas, pergi secara diam-diam. Namun, ia tidak menyadari jika ternyata istrinya membututi dari belakang.
Sesampainya di tepi sungai, si Kelingking pun langsung membuka pakaian dan menyembunyikannya di balik semak-semak. Kemudian ia masuk berendam ke dalam sungai seraya berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebentar setelah mebaca doa, tiba-tiba seorang pemuda gagah berkuda putih muncul dari dalam sungai. Alangkah terkejutnya sang Putri menyaksikan peristiwa itu.
Melihat peristiwa itu, sadarlah sang Putri bahwa pemuda gagah itu adalah suaminya, si Kelingking. Dengan cepat ia pun mengambil pakaian si Kelingking lalu membawanya pulang an membakarnya. Tidak beberapa lama setelah sang Putri berada di rumah, pemuda berkuda itu datang lagi menemuinya laluberpamitan seperti biasanya. namun, ketika sang Putri akan masuk ke dalam rumah, tiba-tiba pemuda gagah itu kembali menemuinya.
“Maafkan Kanda, Istriku! Percayalah pada Kanda, Dinda! Kanda adalah si Kelingking. Kanda sudah tidak bisa lagi jadi si Kelingking. Pakaian Kanda hilang di semak-semak. Selama ini Kanda hanya ingin menguci kesetiaan Dina kepada Kanda. Ternyata Dinda adalah istri yang setia kepada suami. Izinkanlah Kanda masuk, Dinda!” pinta pemuda gagah itu.
Dengan perasaan senang dan gembira, sang Putri pun mempersilahkan pemuda itu masuk ke dalam rumah, karena ia tahu bahwa pemuda gagah itu adalah suaminya. Setelah itu, sang Putri pun bercerita kepada suaminya. Sang Putri meminta maaf kepada si Kelingking, bahwa ialah yang mengambil pakaian suaminya dan sang Putri ingin melihat suaminya gagah dan tampan seperti ini.
Kelingking pun merasa senang melihat istrinya bahagia karena mempunyai suami yang gagah dan tampan. Akhirnya, mereka pun hidup bahagia. Si kelingking memimpin negerinya dengan arif dan bijaksana, dan rakyatnya hidup damai dan sejahtera.
Demikian ringkasan cerita si Kelingking dari daerah Jambi, Indonesia.
Dalam penulisan Cerita Rakyat tersebut, ada beberapa kelemahan yang menyebabkan kurang sempurnanya Cerita tersebut. Diantaranya, tokoh Nenek Gergasi yang dianggap sebagai seorang hantu, misalkan dia seorang hantu, dia berarti bukan seorang nenek dan tidak akan mati, ini akan membuat pembaca bingung memahami siapa sebenarnya tokoh Nenek Gergasi itu. Cerita yang sangat panjang dan rumit, dapat menyebabkan pembaca terutama anak kecil, sulit memahami jalan ceritanya.
Namun, selain kelemahan yang terdapat dalam Cerita Rakyat tersebut, terdapat beberapa kelebihan yang terkandung. Diantaranya, bahasa yang mudah dipahami serta komunikatif, pilihan kata yang tepat dan menarik, ceritanya runtut dari awal hingga akhir, serta tidak membosankan.
( Sumber : Kaslani. 1998. Cerita Rakyat dari Jambi 2. Jakarta, Grasindo)
Unsur Intrinsik
  1. Tema : KEPAHLAWANAN, KEBERANIAN, KASIH SAYANG
  2. Tokoh dan perwatakan :
8 Si Kelingking :
¤ Tidak mudah putus asa ( Mendengar berita itu, Kelingking tidak berputus asa ) ,setelah lamarannya ditolak Baginda Raja, si Kelingking tidak putus asa dan mencobanya kembali, hingga akhirnya, Baignda Raja menerima lamarannya
¤ pemberani ( Tetapi, kelingking menolak untuk pergi, dia meminta ayahnya untuk membuatkan sebuah lubang kecil untuk menakut – nakuti Nenek gergaji dan ia ingin mengusir Nenek Gergaji yang selama ini membuat ketakutan penduduk )
¤ gagah ( Melihat peristiwa itu, sadarlah sang Putri bahwa pemuda gagah itu adalah suaminya, si Kelingking )
¤ arif dan bijaksana (Si kelingking memimpin negerinya dengan arif dan bijaksana, dan rakyatnya hidup damai dan sejahtera )
¤ sopan dan penuh rasa hormat (Kelingking menjawabnya sambil memberi hormat “ Benar Tuanku, untuk apa hamba berbohong?” )
8 Ayah dan Ibu Kelingking :
¤ penuh kasih sayang ( Mereka mengasuhnya dengan penuh kasih sayang hingga menjadi dewasa )
¤ pekerja keras (Segala usaha telah mereka lakukan untuk mewujudkan keinginan mereka, namun belum juga membuahkan hasil )
8 Sang Raja :
¤ Gampang emosi (Ternyata benar, ketika menghadap, mereka mendapat cacian dan bentakan dari Raja )
¤ suka mengancam (Sang Raja percaya, tetapi dengan subuah ancaman. Jika hantu itu datang lagi, maka si Kelingking akan dijadikan makanan tikus pelihataan putrinya )
¤ Menilai orang dari fisik/rasisme (“Nanti engkau menyesal, Putriku. Masih banyak pemuda sempurna dan gagah di negeri ini. Apa yang kamu harapkan dari pemuda sekicil kelingking ini?” ujar sang Raja.
8 Istri Kelingking/Sang Putri :
¤ cantik ( Kelingking meminta orangtuannya untuk melamar putri Raja yang cantik jelita )
¤ setia ( Ternyata Dinda adalah istri yang setia kepada suami )
¤ Ingin tahu ( Namun, ia tidak menyadari jika ternyata istrinya membututi dari belakang )
  1. Alur : Menggunakan Alur Mundur
  2. Latar / Setting :
8 Tempat
¤ Di sebuah Dusun di Negeri Jambi ( Alkisah, disebuah dusun di Negeri Jambi, ada sepasang suami – istri yang miskin )
¤ Di Istana Raja ( Sesampai di Istana, Raja langsung bertanya apakah benar Kelingking yang telah mengusir mengusir Nenek Gergasi )
¤ Di Sungai (Kemudian ia masuk berendam ke dalam sungai seraya berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa )
¤ Di Kediaman sang Putri (Namun, anehnya, setiap Kelingking pergi, tidak lama kemudian seorang pemuda gagah menunggang kuda putih datang ke kediaman istrinya )
8 Waktu
¤ Sore hari ( Ketika hari menjelang sore, Nenek gergaji pun datang hendak memakan manusia. Alangkah marahnya ketika ia melihat kampung itu sangat sepi )
¤ Malam hari ( Pada malam berikutnya, ia berpura-pura tidur ) dan (Pada suatu malam, sang istri benar – benar melahirkan seorang bayi laki-laki sebesar kelingking )
8 Suasana
¤ Mencekam ( Kedatangannya membuat penduduk takut )
¤ Senang dan bahagia ( Betapa bahagianya mereka, karena dapat memperoleh seorang anak yang telah mereka idam – idamkan )
  1. Amanat :
8 Bentuk dan ukuran tubuh seseorang tidak dapat dijadikan pedoman rendah atau luhurnya kepribadian sesorang
8 Jangan mudah putus asa
f. Sudut Pandang : Orang ke-3 ( Dia, ia, mereka, Sang Putri, Sang Raja, dll)
g. Konflik : Batin (Meski hidup dalam kemewahan, istri Kelingking tetap menderita batin , karena si Kelingking tidak pernah mengurus kerajaan dan sering pergi secara diam – diam tanpa memberitahukan istrinya ) dan rasa takut penduduk kepada Nenek Gergasi.
Unsur Ekstrinsik
1. Nilai Moral : Bentuk dan ukuran tubuh seseorang tidak dapat dijadikan pedoman rendah atau luhurnya kepribadian sesorang
2. Nilai Religi : Disaat mereka dilanda keputusasaan, mereka berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Mereka memohon agar dikaruniai seorang anak, walaupun hanya sebesar kelingking, mereka mau menerimanya
3. Nilai Sosial : Kemudian kelingking mengabarinya kepada oranrtuanya dan penduduk sekitar

Tanggap Wacana atau Pidato Bahasa Jawa Dinten Pahlawan 10 November

Assalamu’alaimum wr. Wb.
Bapak – bapak, ibu – ibu warga negari Indonesia ingkang kinurmatan. Ing saben tanggal 10 November bangsa kita Indonesia tansah mengeti dinten ageng inggih punika dinten Pahlawan.
Kados sampun kita semerepi sadaya bilih rikala tanggal 10 November 1945, ing kotha Surabaya wonten prastawa perang ageng ing antawisipun arek – arek Surabaya ngusir penjajah ingkang mbonceng Inggris (sekutu) lumarap ing tanah Jawi. Saking semangat arek-arek Surabaya lan kalajengipun pejuang rakyat ing daerah sanesipun. Ing salajengipun damel horehing donya, ngantos Dewan Keamanan PBB tumut campur tangan ngengingi prastawa punika.
Kanthi semboyan “ Rawe – rawe rantas malang-malang putung:.
“ Mandeg ambleg, mundur ajur “.
“ Mati siji tuwuh sewu “.
Bapak – bapak, ibu – ibu warga bangsa Indonesia. Ing pengetan punika boten kula jlentrehaken sedaya prastawa ing tanggal 10 November 1945, nanging semangatipun ingkang kedhah kita betahaken. Semangat pejuangan pahlawan kangge nindakaken pejuang ing babagan pembangunan.
Kanthi rahmating Allah SWT Pahlawan Indonesia sampun saged ngrebat wilayah Surabaya. Kula mboten saget ngalekaken mekatin kemawon pejuanganipun arek Surabaya ingkang dipun pimpin dening panjenenganipun pejuang ageng, inggih punika semangat Bung Tomo, ingkang kanthi sora ngagungaken asmaning pangeran :
“ALLAHU AKBAR! ALLAHU AKBAR!”
Jiwa lan semangat 10 November taksih wonten ing jaja-jaja bangsa Indonesia kangge mbangun negari Indonesia. Kanthi berjuang “Sepi ing pamrih rame ing gawe”.
Kathah para pejuang ingkang ndepani bantala mbela bangsa lan negari. Kangge putra lan puthu ing tembe. Pramila mangga sesarengan kita lajengaken punapa ingkang dados pejuanganipun para pahlawan.
Ing salabeting kita merdika kita taksih berjuang, mboten kangge merangi penjajah nanging kangge merangi kemiskinan lan kebodohan.
Pramila mboten wonten awonipun mangga kangge ngenget jasa pahlawan., kita ngeningaken cipta sekedhap kangge para pahlawan ingkang sampun gugur ing medan juang. Mugi-mugi amal lan kesaenanipun ketampi ing sisihing Gusti.
Kula cakepi semanten rumiyin atur kula, bilih wonten kirangipun atur mawantu – wantu nyuwun pangaksama. Mugi – mugi bangsa kita angsala taufik lan hidayah.
Wassalamu’alaikum wr. Wb. Nuwun.

Resensi SENYUM KARYAMIN karya Ahmad Tohari

Identitas Buku
Judul buku : Senyum Karyamin
Pengarang : Ahmad Tohari
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Tahun Terbit : 1995

Tebal Buku : 75 halaman
Hanya Sebuah Jasa buat Sanwira

Banyak cerpen yang menarik untuk kita baca karena isi dan amanatnya yang bermanfaat. Salah satunya adalah cerpen karya Ahmad Tohari. Ahmad Tohari merupakan seorang penulis asal Banyumas yang telah banyak menghasilkan karya tulis. Beberapa buku karya Ahmad Tohari antara lain buku Belatik, Bekisar Merah, Jantera Bianglala, dan masih banyak karya menarik lainnya. Diantara karyanya tersebut, terdapat satu buah buku kumpulan cerpen yang sangat populer dan menarik yaitu kumpulan cerpen Senyum Karyamin. Dalam resensi ini, penulis hanya membahas satu cerpen yang terdapat dalam kumpulan cerpen tersebut, dengan judul “Jasa-jasa buat Sanwira”.
Cerpen berjudul “Jasa-jasa buat Sanwira” berawal dari timbulnya rasa belas kasihan teman – teman Sanwira yang tidak kuat menahan perasaan kasihan kepada Sanwira karena terjatuh dari pohon kelapa. Ditambah lagi istri Sanwira yang tiada hentinya menangis menguras air matanya, serta kondisi ekonomi keluarga Sanwira yang kesulitan. Teman-teman Sanwira memikirkan jasa-jasa yang hendak mereka lakukan kelak untuk Sanwira, yang bukannya meringankan beban Sanwira yang sedang jatuh tertimpa tangga pula. Memang, apa saja jasa yang hendak mereka berikan untuk Sanwira? Sebuah jasa yang belum kita duga sebelumnya tanpa membaca terlebih dahulu. Sebagai seorang penderes, itulah resiko utama yang harus dihadapi setiap saat menderes yang mengancam keselamatannya. Hingga mereka berfikir tidak sedikit bagi penderes yang mati apabila terjatuh dari pohon kelapa. Mereka hendak memberikan kain kafan, jika Sanwira mati. Akhir cerita, jasa-jasa yang mereka rencanakan seakan-akan tidak berguna, hingga istri Sanwira keluar dan meminta tolong Sampir untuk memanggil Modin, karena Sanwira hampir ajal. Itulah jasa yang masih bisa dilakukan buat Sanwira, yaitu memanggilkannya Modin. Sampir kemudian lari hingga jatuh di bawah pohon manggis tersandung pangkal, bangun dan lari lagi.
Begitulah sekelumit isi cerpen “Jasa-jasa buat Sanwira”. Di dalam cerpen, terlihat jelas unsur pembangun cerpen seperti watak dan latar. Ketika seseorang membaca cerpen tersebut, seolah akan hanyut oleh cerita dan terbawa suasana dalam cerpen. Itulah salah satu kelebihan cerpen karya Ahmad Tohari yang begitu detailnya mencitrakan sebuah suasana dalam goresan tintanya. Di samping itu, cerpen tersebut masih memasukan beberapa bahasa banyumasan yang mungkin kurang dipahami oleh sebagian orang dari daerah lain. Memang terdapat penjelasan tentang kata-kata tersebut, namun itu akan mengurangi konsentrasi dan intensitas para pembacanya.
Secara keseluruhan, cerpen ini sangat menarik dan mengajarkan bagaimana kita berfikir untuk melakukan hal yang lebih bermanfaat yang dapat dilakukan saat itu. Tidak ada salahnya meluangkan sedikit waktu untuk membaca cerpen tersebut, banyak manfaat yang dapat kita peroleh dan pelajari dari cerpen tersebut. Jadi, tidak ada ruginya mengganti waktu luang seperti antri, bengong, main game, dengan membaca cerpen yang syarat akan manfaat ini kan?.
Karna hidup punya banyak rasa untuk harimu