Jumat, 14 September 2012

Inanilahi wa inailahi rojiun "Ilham Fatahillah"

Profil :
  • Nama Lengkap : Ilham Fatahillah
  • Nama Panggilan : Ilham
  • Tempat, Tanggal dan Lahir :Purbalingga, 17 Juni 1993
  • Alamat : Desa Gandasuli,Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah
  • Riwayat Pendidikan : SMP N 1 Purbalingga, SMA N 1 Purbalingga, Universitas Pembangunan egara (UPN) Jurusan Teknik Kimia.
  • Agama : ISLAM
  • Wafat : 12 September 2012


Cukup lama saya tidak posting di blog. Mungkin baru sempat hari ini, dan bukan kabar gembira melainkan kabar duka. Kabar duka itu datang dari temanku, dia adalah temanku dari SMP (SMP 1 N Purbalingga) dan SMA (SMA N 1 Purbalingga), walaupun kami hanya satu kelas ketika SMP tapi aku cukup mengenalnya karena ketika pulang kita menaiki 1 angkutan kota yang sama.

Yang aku ketahui dari sosok Ilham adalah orangnya yang murah senyum dan bisa menjaga amarah. Ketika aku mengetahui kabar tentang kepergiannya itu, sempat tidak percaya hingga beberapa temanku menyakinkannya. Waktu itu aku baru pulang dari kos temen, dan kebetulan HPku ditinggal jadi saya baru tahu kabar itu ketika balik ke kontrakan.

Ketika mendengar itu saya bergegas mandi dan pergi segera ke RSUD Panembahan Senopati, Bantul untuk lebih memastikan keadaan temanku itu. Sesampainya disana, tak kuasa saya untuk berani melihat wajahnya di kamar jenasah. Tak kuasa dan berat untuk melihatnya. 

Hingga akhirnya ketika rombongan teman-teman dari UGM datang, baru saya berani untuk melihatnya. Tapi, ketika melihatnya terbujur kaku dan pucat, air matapun tak kuasa tertahan. Rasa sedih dan tak percaya menyelimuti. Kenapa pergi secepat itu, kawan? Mungkin memang ini semua sudah menjadi jalannya, Ikhlas dan doa kami semua semoga berarti. Jangan kawatir kawan, walau ragamu sudah tak berada di dunia ini, tapi yakinlah jiwamu tetap selalu bersama kami. 

Pulanglah dengan tenang.

Kronologi musibah yang menimpa temen saya ini kira-kira seperti ini : (saya dapatkan dari saudara Ikrom Ainun, teman yang dekat dengan Ilham)

Setelah  mengintrogasi seorang saksi mata yang bernama Pandega, didapat keterangan sebagai berikut:
Kronologi:

  • Pukul 14.15 Ilham dkk pergi ke sungai setelah sebelumnya survey tempat untuk kegiatan bakti sosial.
  • Sampai di sungai Ilham dkk langsung siap-siap renang setelah selama 2 bulan Ilham memendam hasratnya untuk berenang, dan sekaranglah saatnya meledakkan hasrat tersebut.
  • Sungainya sangat jernih dengan kedalaman hanya sekitar mata kaki sampai paha (biru muda).
  • Ilham yang mungkn berasumsi “paling dalam cuma sepaha” membuatnya berani bermain hingga ke tengah (X1).
  • Ternyata ditengah sungai terdapat kedung dengan kedalaman 3-4 meter (biru tua), Ilham-pun terseret ke kedung (X2).
  • Pandega, salah satu temannya melihat Ilham melambaikan tangan seperti meminta bantuan dalam keadaan dari ujung kepala sempai ujung kaki sudah tennggelam (ilustrasi 2) pada titik (X2).
  • Pandega langsung berteriak “Ilham tenggelam!!!” dan merekapun langsung mencari Ilham namun Ilham tak terlihat, seolah-olah hilang ditelan bumi. Saat itu juga sebagian yang lain mencari warga sekitar untuk meminta bantuan.
  • Dua menit berselang, bantuanpun datang. Warga sekitar turut menyisir area TKP.
  • Setalah menyisir sekitar 8 menit, akhirnya sekitar pukul 14.45 Ilham ditemukan dibawah batu (X3) oleh warga sekitar dalam keadaan tak sadarkan diri dan langsung diangkat ke daratan di seberang sungai (X4).
  • Ilustrasi 3 menggambarkan bentuk batu yang seperti jamur. Jika dilihat dari atas tak terlihat ada rongga dibawah batu tersebut, rongga tersebut hanya bisa terlihat dari samping dan Ilham berada di dalam rongga tersebut. Arus dalam rongga tersebut sangat kuat dan hanya berkutat di sekitar rongga, itu yang membuat Ilham terjebak. Teman-teman Ilham juga tak mampu menyelam sedalam itu (3-4 meter) karena mereka tidak biasa menerima tekanan air pada kedalaman itu. “Aku karo bocahan wis usaha nyelam mas, tapi kupinge pegel, rakuat tekanane mas”, kata Pandega.
  • Ilham yang sudah diangkatpun berusaha diberi pertolongan pertama dengan diberi tekanan pada bagian dada dan perut untuk mengeluarkan air yang masuk ke paru-paru maupun yang terminum. Saat itu juga sebagian dari mereka memanggil ambulan, dan sebagian yang lain membujuk warga agar meminjami mereka sepeda motor warga untuk membawa Ilham ke rumah sakit terdekat atau setidaknya ke tempat yang mudah dijangkau ambulan. Namun warga sekitar enggan meminjami mereka sepeda motor. Ketika mendengar keterangan itu dari saksi, dalam hati aku bergumam “itukah cara mereka (warga desa) menghargai sebuah nyawa?”.
  • Beberapa anak dari rombongan berinisiatif untuk menemui kepala desa untuk meminjam sepeda motor. Dengan jaminan KTP dll akhiryna mereka mendapat pinjaman sepeda motor dan langsung membawa Ilham ke tempat yang lebih strategis, di tengah jalan mereka berpapasan dengan ambulan yang telah mereka pesan.
  • Ambulan sampai di rumah sakit sekitar 30 menit dari TKP.
  • Di rumah sakit, Ilham masih bertahan selama sekitar 10 menit, kemudian jantung beliau memompa darah untuk terakhir kalinya sekitar pukul 16.00. Dan sejak saat itu, episode baru dalam kehidupanku telah dimulai. Sebuah episode tanpa orang seaneh dia… :’)


  • Selamat Jalan Kawan, baik-baiklah disana... Semoga seluruh amal ibadahmu diterima Allah SWT. Aamiin

0 komentar:

Karna hidup punya banyak rasa untuk harimu