Saat ini memang sangat terlihat, pluralitas menjadi semakin
kompleks; konsekwensinya, masalah integrasi nasional juga menjadi semakin
rumit. Hmm, ya begitulah kondisi bangsa Indonesia, semakin plural dan masalah semakin rumit. Kondisi bangsa yang dilanda kekomplekan masalah ini banyak membentuk watak masyarakat yang senang menggunakan kekuatan fisiknya untuk menyelesaikan masalah. Tindakan anarkis seolah-olah menjadi tindakan yang wajar dan patut untuk dilakukan tanpa memandang berbagai kerugian yang dapat ditimbulkannya. Rasa tenggang rasa dan kepedulian terhadap sesama berkurang, hanya kepentingan pribadi ataupun kelompok yang dikedepankan. Ironis memang,,
Mengutip kata-kata seorang guru besar kampusku, bahwa cara yang dilakukan binatang untuk mengatasi konflik ialah
dengan menggunakan kekuatan fisik. Masih banyak orang yang mengatasi konflik
dengan kekuatan fisik. Apabila kita menghadapi suatu kehidupan berdasarkan
nilai-nilai yg mulia dan prinsip-prinsip moral, kita perlu belajar cara-cara
mengatasi konflik secara konstruktif.
Sayangnya, budaya anarkisme saat ini terus tumbuh subur di bumi pertiwi tercinta ini.
Pluralisme yang semakin kompleks dan tidak ditanggapi secara dewasa sertasaling toleransi akan sangat mengancam Integritas dan Identitas nasional yang semula tumbuh, kini
dilanda kekacauan dan perpecahan.
Perlu kita pahami, bahwa sekecil apapun, masih ada harapan bahwa aneka persoalan,
terutama aneka ragam konflik dapat diatasi, dikurangi bahkan dihentikan dan
sekaligus dibangun integritas, kalau kita mau, tahu, dan mampu melakukannya,
bukan sekedar wacana kosong dan janji yang banyak dan muluk.
Kita perlu melakukan berbagai kontak dan belajar mengerti perasaan dan menerima pendapat orang lain, perasaan menerima pandangan ataupun perbuatan orang lain itu yang terkadang dapat melepaskan kontrol emosi yang berlebihan dan cenderung berujung melahirkan tindakan yang anarkis atau merugikan lingkungan.
=================================================================
Salah satu bentuk kebahagiaan adalah ketika kita dapat tersenyum iklas dalam menerima berbagai pluratisme disekitar kita. Belajar saling mengerti dan belajar saling memahami ...