Ini ni, salah satu tradisi yang ada di Eks Karesidenan Banyumas.... yaitu BEGALAN bukan BEGOLON .... :D
NB : disini a = a, bukan a = o ,,.
=============================
Edisi Bahasa Jawa Banyumasan :
Begalan kuwe
pacakan seni tutur tradisi sing diramu seni tari, pigunane nggo srana nyumponi
urut-urutan upacara Pengantenan.
Di gelar sejrone acara tekane rombongan penganten lanang mlebu maring plataran
(latar) penganten wadon. Uba rampene wujud alat-alat dapur sing diarani
"Brenong Kepang". Kuwe jan-jane salah sijine gawan penganten lanang,
go nyumponi syarat adat mBanyumas sing tegese (makna simbolis)gathuk karo
falsafah Jawa khususe wewengkon Banyumas. Contone: ilir, iyan, cething, kusan,
kalo (saringan ampas), tampah (nyiru), sorokan, centhong, siwur, irus, kendhil
karo wangkring lan wlira. Egin ditambah maning karo ubarampe sajen, yakuwe pala
pendhem, pala gantung, pala kesimpar, kembang pitung rupa/werna, beras kuning,
sewernane gegodhongan,gedhang raja lan gedhang emas, endhog ayam,lan
liya-liyane egin akeh maning. Sandhangane wong sing kedhapuk upacara begalan
kiye kudu nganggo klambi kampret srawa ireng, bebed lancingan bathik
Banyumasan,ikete wulung jeblagan, lan sikile kudu nyeker ora kena nganggo
trumpah.
Upacara Begalan kiye isine pitutur nggo penganten sakloron
gole arep mbangun somah. Sejrone catur-gunem upacara, kuwe diwedharaken pitutur
becik nggo penganten lan tamu sing pada teka ngrubung, kadhang-kadhang
dibumboni glewehan-glewehan kepriwe carane wong urip omah-omah lanang-wadon.
Pagelaran seni kiye diiring gendhing Jawa Banyumasan [Ricik-ricik, crebonan,
gunung sari, gudril lan eling-eling ].
Maksud lan prelambang dibegal: "sing dibegal, kuwe
dudu dunyane, tapi Bajang
Sawane kaki penganten lan nini penganten".
Upacara kiye di wakilaken tukang njoged sing wis biasa (dhukun
begalan), gunggunge ana wong loro; sing siji dadi wakile penganten wadon gawane
"Wlira" ruyung jambe (sigaran wit jambe), dene wakil penganten/besan
lanang nggawa "Brenong Kepang" kuwe isen-isene prabot dapur.
Biasane bar gelaran, "Brenong kepang" (alat
dapur) sing digawa kuwe dibalangaken kanggo rebutan/rayahan penonton.
Penjelasan dari Bahasa Indonesia :
Begalan
ialah ritual yang merupakan bagian dari rangkaian upacara pernikahan yang
terdapat di Kabupaten Banyumas, Purbalingga, maupun Banjarnegara, Jawa Tengah.
Kata “begalan”
jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti perampokan. Upacara ini
disebut Begalan karena prosesinya hampir sama dengan peristiwa perampokan.
Begalan merupakan simbol bergantinya status keperjakaan seorang laki-laki
menjadi suami. Namun, tidak semua calon pengantin menyelenggarakan upacara
seperti ini, sebab upacara ini hanya diperuntukkan bagi calon pengantin
laki-laki yang merupakan anak sulung (mbarep)
dan anak bungsu (ragil).
Jumlah
pemain dalam upacara ini terdiri dari dua orang, satu orang mewakili calon
pengantin laki-laki yang disebut Jurutani,
dan satu orang
lagi mewakili calon pengantin
perempuan yang disebut Suradenta.
Peralatan yang digunakan dalam Upacara Begalan disebut brenong kepang dan wlira. Brenong kepang ialah barang
bawaan berupa peralatan dapur dan aneka barang bawaan lainnya yang dipikul oleh
Jurutani.
Berbagai jenis peralatan dapur itu di antaranya ilir, cething, kukusan, saringan ampas, tampah, serokan, enthong, siwur,
irus, kendhil, dan wangkring. Selain itu, dibawa juga berbagai
macam ubi-ubian, buah-buahan, pala
kesimpar, kembang tujuh rupa, beras kuning, pisang raja, pisang
emas, dan telur ayam kampung. Peralatan dapur tersebut merupakan simbol piwulang (pelajaran)
bagi calon pengantin, yaitu sebagai bekal dalam mengarungi hidup berumah
tangga, baik sebagai keluarga, anggota masyarakat, maupun hamba Tuhan.
Sedangkan Suradenta
membawa barang yang disebut wlira,
yaitu pedang mainan yang terbuat dari belahan pohon pinang yang digunakan
sebagai sarana (senjata) untuk membegal.
Upacara
ini diselenggarakan sebelum ijab kabul dilaksanakan, tepatnya ketika pengantin
laki-laki memasuki halaman rumah calon pengantin perempuan. Walaupun
diselenggarakan dalam tempo yang cukup singkat, tapi upacara ini bukanlah
sekedar pelengkap dari upacara perkawinan saja, karena di dalamnya mengandung
hikmah, yaitu sebagai piwulang,
nasehat, dan bekal
bagi calon pengantin dalam mengarungi hidup berumah tangga.
Keistimewaan
Keistimewaan
Upacara Begalan tampak pada adanya kombinasi seni tari, seni suara, dan seni
lawak yang dimainkan secara bersamaan dalam bentuk dialog antarpemainnya dan
diikuti juga dengan gerak tari. Upacara ini diiringi dengan alunan musik yang
disebut gending.
Adapun irama gending
yang mengiringi upacara itu di antaranya irama ricik-ricik, cirebonan, gunung sari, gudril, dan
eling-eling. Sedangkan busana yang dipakai Jurutani dan Suradenta berupa pakaian
adat Jawa berwarna hitam, dengan memakai iket wulung jeblakkan, dan tidak memakai alas
kaki. Busana para pemain Begalan itu merupakan simbol dari sifat kesederhanaan.
Dialog
yang disampaikan dalam upacara itu hanya sebatas pada pemaknaan terhadap brenong kepang (peralatan
dapur). Prosesi dialognya dimulai dengan penyebutan salah satu nama dari brenong kepang oleh Jurutani, kemudian Suradenta mengartikannya
dan juga berlaku sebaliknya sembari diiringi dengan lawakan yang dapat
mengundang tawa. Penyebutan barang bawaan tersebut di antaranya ilir (kipas yang terbuat
dari anyaman bambu) dan cething
(tempat untuk menaruh nasi). Ilir
mengandung nasehat: dalam mengarungi rumah tangganya yang baru, sepasang suami
istri harus mampu membedakan antara pergaulan yang baik dan yang buruk dalam
bermasyarakat. sementara cething
mengandung nasehat: dalam hidup bermasyarakat sepasang suami istri harus
mempunyai tatanan,
sehingga tidak berbuat semaunya sendiri. Dan masih banyak lagi penyebutan
barang-barang lainnya yang terdapat dalam upacara ini.
Biasanya,
upacara ini banyak dihadiri masyarakat dan wisatawan karena mengandung pesan-pesan
luhur, dan terdapat juga unsur lawakan di dalamnya. Di akhir upacara,
pengunjung juga dapat menyaksikan masyarakat yang berebut brenong kepang.
=====================================================================